Kamis, 24 April 2008
Rabu, 23 April 2008
Kekurangan Personel, AD dan Marinir AS Rekrut " Para Penjahat "
Angkatan Darat dan Marinir AS ternyata merekrut "para penjahat" untuk menjadi calon prajurit mereka. Pentagon mengakui bahwa prajurit Angkatan Darat dan Marinir AS yang memiliki catatan kriminal sebelum masuk ke dinas militer, jumlahnya cukup besar.
Hal ini juga terungkap dari laporan sebuah komite di dewan perwakilan rakyat AS yang memantau kinerja dan reformasi pemerintah. Laporan itu menyebutkan, Angkatan Darat dan Marinir AS merekrut calon prajurit dengan latar belakang catatan kriminal dalam jumlah yang cukup besar pada tahun 2006.
Data statistik menunjukkan bahwa Angkatan Darat dan Korps Marinir AS merekrut sekitar 457 orang yang memiliki catatan kriminalitas pada tahun 2006 dan pada tahun 2007 jumlahnya meningkat menjadi 861 orang. Catatan kriminal yang dilakukan mulai dari pencurian, perampokan, pencurian mobil, bahkan ada 130 orang yang diketahui memiliki catatan kriminal terkait penyalahgunaan narkoba.
Namun oleh pihak militer para calon prajurit yang memiliki catatan kriminal itu diberikan semacam surat yang membuat mereka kebal dari tuntutan hukum. Bahkan pada calon prajurit yang pernah melakukan pembunuhan, pembakaran, melakukan ancaman ledakan bom, melakukan teror dan mereka yang sudah dinyatakan bersalah melakukan tindak kriminal seksual.
Pada tahun 2006, AD dan Korps Marinir AS mengeluarkan sebanyak 25.098 'surat sakti' tersebut dan pada tahun 2007 jumlahnya bertambah menjadi 27.671 surat pernyataan bebas dari tuduhan bagi para calon prajuritnya memiliki catatan kriminalitas.
Tekanan Perang
AD dan Korps Marinir AS merekrut 'para penjahat' karena desakan kebutuhan mencari prajurit-prajurit baru untuk memenuhi kebutuhan perang mereka, sementara minat warga AS untuk masuk ke dinas militer makin menurun.
Melihat kondisi ini, anggota dewan perwakilan rakyat AS Henry A. Waxman yang mengetuai komite pemantauan kinerja dan reformasi pemerintah megungkapkan keprihatinannya. "Meningkatnya perekrutan terhadap orang-orang dengan catatan kriminal itu sebagai akibat tekanan perang di Irak terhadap militer AS dan minimnya kesiapan militer kita, " kata Waxman.
Survei yang pernah dilakukan militer AS menunjukkan pengerahan pasukan ke medan perang Irak dan Afghanistan menyebabkan minat generasi muda untuk masuk ke dinas militer menurun tajam. Saat ini, AS mengerahkan sekitar 160 ribu pasukannya ke Irak dan 32 ribu pasukan ke Afghanistan.
Sementara itu survei yang dilakukan lembaga Kebijakan Luar Negeri AS dan lembaga Center for a New American Security pada bulan Maret menyimpulkan, perang di Irak dan Aghanistan telah menghancurkan militer AS dan membuatnya dalam kondisi yang serius, terutama makin berkurangnya personel.
Sejumlah pejabat di Pentagon juga mengakui bahwa tekanan akibat perang-perang yang dilakukan AS, membuat mereka terpaksa menurunkan standar perekrutan calon prajurit. Mulai dari standar tingkat pendidikan sampai batas usia maksimum. Bahkan sampai harus mengeluarkan 'surat bebas tuduhan' bagi para calon prajurit yang memiliki catatan kriminal.
"Jumlahnya yang cukup besar, jelas menunjukkan bahwa standar militer makin menurun, " kata Christine Wormouth, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington.
"Sangat sulit bagi saya untuk menyaksikan bahwa mereka akan berdampak negatif pada kualitas pasukan, " tambah Wormouth. (ln/iol)
Syekh Yassin Sang Qiyadah dan Fitnah Harta
Syekh Yasin, nama lengkapnya Syekh Ahmad Ismail Yasin lahir tahun 1938 di desa Al-Jura, sebelah selatan kota Gaza, syahid pada saat sedang puasa sunah Senin- Kamis, hari Senin, 1 Shafar 1425 H/ 22 Maret 2004 M karena dihantam rudal penjajah Zonis Israel setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah di masjid Al-Mujama’ Al-Islami, Gaza.
Syekh Ahmad Yasin merupakan tokoh spiritual gerakan Hamas, Qiyadah/ pemimpin bagi pejuang dan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis Israel.
Walaupun usianya uzur, kondisi tubuhnya lumpuh dari leher hingga ujung kaki, setiap hari harus menggunakan kursi roda, tidak menghalangi beliau untuk berdakwah, memimpin dan membina umat, rakyat Palestina khususnya di Gaza.
Beliau memiliki ‘izzah/ kemuliaan sehingga disegani dan dicintai kawan, ditakuti lawan dalam hal ini penjajah Zionis Israel.
Sebagai tokoh spiritual dan qiyadah dalam perjuangan, Syekh Ahmad Yasin banyak memberikan keteladanan bagi pengikutnya dan rakyat Palestina, juga bagi umat Islam yang rindu syahid di jalan Allah.
Dalam suatu khutbahnya, Syekh Ahmad Yasin pernah berkata: Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam. Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemmpinan yang berpegang teguh kepada Islam, baik sebagai aturan, prilaku, pergerakan, pengetahuan, maupun jihad. Inilah satu-satunya jalan. Pilih Allah atau binasa!
Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS: Al-Imran/3: 126).
Suatu ketika ada seorang penganut Kristen di kota Ramallah, Tepi Barat, Bassam Hana Rabbah namanya. Dia datang menemui Syekh Ahmad Yasin untuk mengadukan permasalahannya karena ada seseorang di Gaza melakukan penipuan terhadap dirinya. Syekh Ahmad Yasin yang juga pimpinan Dewan Islah (perdamaian) dengan bijaksana mampu mendamaikan antara Bassam Hana Rabbah seorang Kristen dengan seseorang yang telah melakukan penipuan.
Syekh meresponnya dengan serius, bahkan mampu bersikap adil terhadapku. Hak-hak saya pun bsa kembali saya nikmati. Sebagai tanda terima kasih, sebagian hartaku diberikan kepada Dewan Islah, tutur Hana Rabbah.
Sebagai seorang Qiyadah/pemimpin, Syekh Ahmad Yasin tidak cinta dunia, tidak gila harta, bahkan kehidupannya sangat sederhana.
Mariyam Ahmad Yasin menceritakan tentang sikap hidup ayahnya:
Rumah ayah terdiri dari 3 kamar dengan jendela yang sudah rapuh. Rumah ini sangat sederhana sekali. Ini fakta bahwa ayahku tak cinta dunia, namun cinta akhirat. Banyak yang menawari beliau untuk memiliki rumah seperti pejabat tinggi negara, namun ditolaknya. Bahkan pernah suatu ketika, Pemerintah Otoritas Palestina memberi sebuah rumah besar di suatu kampung mewah di Gaza, . Namun Tawaran itupun di tolak, ia tidak peduli dengan berbagai ragam bentuk kesenangan duniawi.
Rumah ini sangat sempit. Tidak ada lantai, dapurpun ala kadarnya. Jika musim dingin, kami kedinginan. Namun jika musim panas tiba, kami pun kepanasan. Ayah sama sekali tidak memikirkan untuk merenovasi rumahnya. Ia justru sibuk mempersiapkan rumah di akhiratnya. Adapun kondisi psikis, Alhamdulillah, kami cukup sabar, karena kami percaya. Insya Allah, kami akan melihatnya lagi di surgaNYa nanti. Untuk itulah kami juga sangat berharap bisa mati syahid seperti beliau.
Jika Syekh Ahmad Yasin ingin kaya, harta menumpuk, rumah mewah bertingkat, mobil mengkilat lebih dari empat, makanannya serba lezat, semuanya bisa saja beliau dapatkan, bukankah beliau mempunyai pengikut yang taat, kedukukan yang memikat, akan tetapi semuanya itu tidak beliau lakukan untuk memperkaya diri di tengah pengikut dan rakyatnya yang sedang sengsara dan menderita, akibat penjajah, sekali lagi tidak!
Syekh Ahmad Yasin memiliki iman dan perasaan yang tinggi, beliau sangat cinta dan peduli kepada umat yang pada hakekatnya adalah umat Nabi Muhammad saw.
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS:An Nisaa/4: 69).
(H. Ferry Nur, S.Si, Sekjen Kispa)
Pembelajaran dari Partai Islam Turki (1)
Turki merupakan suatu negeri yang memiliki kisah panjang tentang jatuh bangunnya peradaban. Di negeri ini pula Islam pernah sedemikian bercahaya gemerlap tatkala Kekhalifahan Islam Turki Utsmani masih berdiri kokoh. Dan seorang Abdullah ‘Azzam, pernah pula berlinang airmata kesedihan ketika menulis satu demi satu kalimat yang diuntainya menjadi sebuah buku berjudul ‘Pelita Yang Hilang’. Turki merupakan pelita Islam di gerbang Eropa. Sebab itu, musuh-musuh Allah senantiasa berupaya sekuat tenaga untuk memadamkan pelita tersebut.
Konspirasi Yahudi Internasional-lah, lewat seorang Yahudi dari Dumamah bernama Mustafa Kemal, yang meruntuhkan kekhalifahan Turki Ustmaniyah. Sejak itu, Mustafa Kemal menghancurkan semua simbol-simbol keIslaman dari negeri tersebut dan membunuh siapa saja yang berani menghalang-halanginya.
Setelah kekhalifahan hancur, Mustafa Kemal segera memberlakukan hokum sekularisme di negeri tersebut. Semua yang terkait dengan simbol-simbol keIslaman, walau sekecil apa pun, menjadi sesuatu yang dilarang. Barangsiapa yang masih mempergunakannya maka akan diseret ke penjara. Adzan pun yang di mana-mana mempergunakan bahasa Arab diganti dengan bahasa Turki. Allahu Akbar menjadi Allahu Buyuk. Jangan tanya soal hijab atau jilbab, semuanya dicampakkan jauh-jauh.
Sekularisme yang dilancarkan Mustafa Kemal didukung penuh oleh angkatan bersenjata Turki yang memang telah dikondisikan jauh-jauh hari oleh jaringan Yahudi Internasional. Sampai hari ini pun, militer Turki dikenal sebagai penjaga nilai-nilai sekularisme paling depan dan senantiasa siap untuk memberangus siapa pun yang ingin meruntuhkan nilai-nilai sekularisme Turki tersebut.
Sistem Sekuler Bernama Demokrasi
Sebelum berkuasanya Mustafa Kemal, Turki yang masih menganut sistem kekhalifahan menganut sistem Syuro, bukan demokrasi. Ada perbedaan sangat prinsipil di antara keduanya. Dalam sistem demokrasi, setiap orang memiliki satu suara, tidak perduli apakah dia itu seorang ulama yang bersih atau dia seorang koruptor, seorang pembunuh, seorang maling, seorang munafik, atau seorang penzina sekali pun. SIngkatnya, dalam demokrasi, suara ulama dan suara seorang penzina itu dianggap sama: satu suara.
Beda sekali dengan Syuro yang memang berasal dari Islam. Dalam sistem Syuro, orang-orang yang dikenal baik reputasinya, bersih, shalih, jauh dari hal-hal yang syubhat apalagi haram, memiliki keilmuan yang bagus, pemahaman yang lurus, dan semata-mata bekerja dan hidup demi menegakkan Islam, bukan ‘menunggangi’ Islam, maka orang-orang ini diangkat oleh khalifah dan duduk di dalam satu majelis yang disebut Majelis Syuro. Majelis yang berisi orang-orang yang bersih dan lurus, para ulama dalam arti sesungguhnya, dan menjadi wakil umat di dalam memutuskan segala apa yang diperlukan umat dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Walau demikian, rakyat kebanyakan bisa mengontrol Dewan Syuro ini dan memberi masukan-masukan yang sesuai dengan Islam. Jika ada pejabat negara yang sudah melakukan sesuatu hal yang keluar dari nilai-nilai Islam, maka umat berhak meminta Dewan Syuro agar mencopot orang tersebut dari jabatannya. Dan Dewan Syuro pun akan membahas hal tersebut bersama-sama dan memutuskan menurut kaidah Islam yang benar, bukan menurut kalkulasi politik praktis yang semata berdasar logika seorang manusia semata, apalagi berdasar kepentingan sesaat syahwat kekuasaan.
Di zaman Rasulullah, jabatan publik seperti hakim, gubernur, menteri, atau sebagainya merupakan amanah yang sangat berat pertanggungjawabannya di akherat kelak, sehingga banyak sahabat yang menolak ketika jabatan itu akan diserahkan kepadanya. Para sahabat dan para tabiin memahami dengan baik jika hakikat kemenangan dalam Islam diukur dari seberapa banyaknya umat yang telah menjalani hidup sesuai dengan syariat Islam. Makin banyak umat yang tebina, maka kondisi masyarakat, bangsa, dan negara dengan sendirinya juga akan semakin baik.
Hal ini beda dengan partai-partai sekuler yang mengukur hakikat kemenangannya semata dengan jumlah sudah berapa banyak posisi gubernur, menteri, dan jabatan publik lainnya berada di tangannya. Partai Islam tidak demikian karena lebih mengutamakan pembinaan terhadap manusianya, bukan posisi atau jabatannya yang sejatinya merupakan amanah yang sangat berat pertanggungjawabannya.
Para sahabat yang hidup berdampingan dengan Rasulullah saja banyak yang menolak jabatan, bahkan banyak yang menangis ketika dipaksa menerima jabatan tersebut. Beda sekali dengan zaman kini di mana banyak orang yang malah memburu jabatan, bahkan dengan menghalalkan segala cara.
Di masa kekuasaan Mustafa Kemal, banyak aktivis Islam dijebloskan ke dalam penjara bahkan sampai harus menemui kematian. Sebab itu, dakwah dilakukan dengan sangat rahasia dan tertutup. Dalam kondisi masyarakat demikian maka tumbuh suburlah tarekat-tarekat sufiisme yang merupakan sebuah eskapisme dari kondisi masyarakat yang kering ruhiyah. Sejarah mencatat jika sufiisme selalu berkembang dengan pesat di saat tatanan masyarakat dan kekuasaan bersikap represif terhadap dakwah Islam.
Pelajaran berharga diambil oleh para aktivis Islam Turki saat angkatan bersenjata negeri tersebut mengkudeta Perdana Menteri Adnan Menderes dari Partai Demokrat yang berkuasa di tahun 1960-an. Saat berkuasa, Menderes melakukan sejumlah upaya yang dinilai militer Turki bisa menghancurkan asas sekularisme Turki seperti membolehkan adan kembali dilakukan dalam bahasa Arab, merenovasi masjid yang rusak, membuka kembali fakultas ushuludin, dan menghidupkan kembali lembaga penghapal Al-Qur’an.
Oleh militer Turki, Menderes bersama Ketua Parlemen Bultuqan, serta Menteri Luar Negeri Fathin Zaurli dijatuhi hukuman mati.(rizki, bersambung) sumber :www.eramuslim.com
Mulai April 2008, Stasiun Teve Al-Manar Sudah Mengudara di Indonesia
Ingin melihat fakta kebiadaban Zionis-Israel terhadap warga Palestina? Ingin melihat betapa menyedihkannya kondisi warga Palestina hidup di kamp-kamp pengungsian di negerinya sendiri? Ingin melihat bagaimana ‘badut-badut Arab pengikut Abu Jahal’ bersalaman mesra dengan Zionis-Israel sambil memaki kaum Mujahidin yang berjihad memerangi musuh Allah SWT? Sekarang, hal itu sudah bisa kita tonton di layar kaca televisi Indonesia.
Stasiun televisi Al-Manar, sebuah stasiun teve milik Gerakan Syiah Hizbullah Lebanon yang telah mengudara di Beirut sejak tahun 1991, sejak awal April 2008 telah bisa dipirsa seluruh siarannya di Nusantara. Hizbullah dengan tegas menyatakan bahwa Stasiun TV Al-Manar merupakan stasiun teve perjuangan umat Islam untuk melawan hegemoni Zionis atas seluruh jaringan media massa dan kantor berita dunia.
Beda dengan Aljazeera dan Al-Arabiya yang masih dianggap kurang greget dalam al-memberitakan realita perjuangan umat Islam di Dunia Arab, maka Al-Manar dengan tegas dan tanpa tedeng aling-aling memaparkan apa adanya. Sebab itu, di beberapa negara Arab sendiri seperti Saudi Arabia dan Mesir, stasiun teve ini dilarang mengikut arahan dari Paman Sam yang memang menuding stasiun teve ini sebagai stasiun teve teroris.
Uniknya, di Indonesia, Al-Manar bisa mengudara dengan menggandeng Satelit Palapa C2 yang sahamnya dimiliki Indosat. Tahu sendirilah siapa yang berada di belakang Indosat. Awal Januari lalu, Al-Manar juga sempat mengudara di Thailand, namun kemudian diputus kontraknya sepihak karena Thailand baru tahu jika Al-Manar merupakan stasiun teve perjuangan Gerakan Syiah Hizbulah Lebanon. Mudah-mudahan hal yang sama tidak terjadi di Indonesia.
Jadi, jika Anda ingin melihat kondisi nyata saudara-saudara seiman kita di berbagai negara Arab yang sampai sekarang masih saja ditindas oleh Zionis-Israel, atau ditindas oleh saudara-saudaranya sendiri yang lebih memilih bersekutu dengan Zionis ketimbang dengan Allah SWT, maka sediakan saja dekoder atau parabola untuk bisa menangkap siaran teve perjuangan Hizbullah ini. Namun jika Anda ingin melihat gegap-gempita Pilkadal, maka jangan harap bisa melihatnya lewat stasun teve ini.(rz) sumber :www.eramuslim.com
Bismillahirrahmanirrahim
ISLAMIC BLOG CENTER di dedikasikan untuk umat muslim dan non muslim yang ingin mengetahui tentang islam.